Kamis, 07 Mei 2015

Tugas Akhir KDPJJ


TUGAS AKHIR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh



     
 




Di Susun Oleh

Dwi Srifiliani

Dosen

Timbul Pardede


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(AMIK) WAHANA MANDIRI
2015



Penyelenggaraan PJJ sangat lekat dengan penggunaan media. Sesuai dengan karakteristik PJJ dapat dikatakan bahwa sebagian bahan ajar disampaikan melalui beraneka ragam media, baik media cetak (modul, buku, dll), maupun non cetak (audio visual, televisi, radio, komputer, dll). Menurut Keegan konsep PJJ memiliki sedikitnya dua karakteristik:

1.    adanya keterpisahan antara dosen dengan peserta didik, baik ditinjau dari sisi jarak, ruang maupun waktu.
2.    adanya penggunaan media.

Dari pendapat tersebut, keterpisahan antara pengajar dan peserta didik terlihat sebagai elemen utama yang menjadi karakteristik dasar PJJ. Sementara elemen kedua, penggunaan media, merupakan dampak dari adanya keterpisahan ini. Untuk menjembatani keterpisahan ini dibutuhkan media komunikasi. Variasi media yang digunakan sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan, mulai dari media yang paling sederhana sampai pada media yang paling canggih.




Gambar 1
Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan perkembangan dan penggunaan media ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan permintaan dan pemberian layanan secara multi sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, dan menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.
Dengan semakin luasnya kemajuan dibidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan dosenan semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

   A.    Pengertian Media Pembelajaran

Dari uraian di atas sangatlah jelas bahwa media mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun dalam modul ini hanya membahas tentang media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997) sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.




Gambar 2
Proses Pembelajaran dengan menggunakan Media



Akan tetapi adakalanya proses komunikasi yang disampaikan tidak dapat dipahami oleh peserta didik, dikarenakan adanya hambatan komunikasi. Untuk menghindari adanya hambatan komunikasi dalam media pembelajaran kita harus mengetahui terlebih dahulu konsep abstrak dari sebuah media pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi atau penyampaian pesan dari bahan belajar ke peserta didik.
Untuk menciptakan media pembelajaran yang baik, maka media tersebut harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya:

1. Media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan dan meningkatkan motivasi peserta didik.
2. Media harus merangsang peserta didik untuk mengingat apa yang sudah dipelajari.
3.    Media yang baik akan mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
4.    Penggunaan media harus terencana, untuk menghindari adanya komunikasi yang tidak lengkap, tidak tuntas, atau tertunda.

Selain harus memenuhi syarat di atas, media pembelajaran juga harus kita lihat dari sisi keefektifannya. Menurut Thorn (1995) ada enam karakteristik untuk menilai keefektifan sebuah media:

1.    Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang sedemikian rupa atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer dahulu secara menyeluruh.
2.    Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna oleh peserta didik;
3.    Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria ini untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum.
4.    Integrasi media; media harus mengintegrasikan aspek-aspek pembelajaran yang harus dipelajari;
5.   Estetika; media yang digunakan harus mempunyai tampilan yang artistik sehingga menarik minat peserta didik;
6.    Fungsi secara keseluruhan; program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga pada waktu peserta didik selesai menjalankan program dia akan merasa telah belajar sesuatu.

B.  Peranan Media Dalam Pembelajaran

Belajar merupakan proses internal dalam diri manusia maka pengajar bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar. AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
  Pesan; di dalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.

 

Orang; di dalamnya mencakup pengajar, tokoh masyarakat, tenaga ahli, dan  sebagainya



Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT, program slide, alat peraga, dan sebagainya.





Alat; sarana yang digunakan untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas.




Teknik; cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, dan sebagainya.






 Latar (setting) atau lingkungan; termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat kita lihat dengan jelas dari enam jenis sumber belajar, media termsuk di dalamnya. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya peranan media dalam sebuah proses pembelajaran.
Untuk mengetahui pentingnya media pembelajaran, kita lihat beberapa kegunaan media dalam pembelajaran, diantaranya:

1.    berperan sebagai sarana komunikasi,
2.    sebagai bahan belajar mandiri (modul),
3.    memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
4.    mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera ,
5.    menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar,
6.    memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan,
7.    pembelajaran lebih menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar

Selain itu kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

1.    penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar,
2.    pembelajaran dapat lebih menarik,
3.    pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan metode belajar,
4.    waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek ,
5.    kulitas pembelajaran dapat ditingkatkan,
6.    proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan,
7.    sikap positif peserta terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan,
8.    peran dosen berubah kearah yang positif.




    C.  Jenis Media Pembelajaran

Klasifikasi dan Jenis-jenis Media Pembelajaran (Heinich, Molenda, dan Russel, 1996):

1.    Media yang tidak diproyeksikan

Media yang tidak diproyeksikan terdiri dari beberapa jenis yaitu: benda nyata (realia), replika, model, multimedia kit, simulator, bahan cetakan (printed materials), foto, gambar, chart, poster, dan grafik.

Berdasarkan bentuknya, jenis media ini dapat diklasifikasikan ke dalam media dua dimensi dan tiga dimensi.

1.    Bahan cetakan seperti gambar, chart, poster, foto, dan grafik tergolong sebagai media dua dimensi.
2.    Sedangkan realia, replika, model, dan simulator dapat digolongkan sebagai media tiga dimensi.

Setiap jenis media mempunyai karakteristik yang spesifik jika digunakan dalam aktivitas pembelajaran.

1.    Media dua dimensi dapat berbentuk gambar yang mempresentasikan suatu objek dan prosedur yang dapat dipelajari untuk menguasai suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2.    Sementara itu, media tiga dimensi yang dapat berbentuk media murah dan sederhana sampai jenis media yang mahal dan canggih, memberi kemungkinan bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang bersifat langsung yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.

Simulator dan bahan serta perlengkapan yang terdapat di labolatorium tergolong ke dalam jenis media tiga dimensi. Dengan menggunakan jenis media ini, peserta didik mempelajari pengetahuan dan prosedur tertentu yang perlu dipelajari dalam suatu mata kuliah.

2.  Media yang diproyeksikan

Media yang diproyeksikan adalah jenis media yang penggunaannya diproyeksikan ke layar. Jenis media yang tergolong ke dalam media yang diproyeksikan adalah Overhead Transparansi, film slide, dan gambar proyeksi komputer (Computer Image Projection).
Pada umumnya jenis media ini digunakan untuk membantu dalam presentasi pembelajaran. Penggunaan media overhead transparasi dan film slide mampu menayangkan teks dan gambar untuk memperjelas konsep yang diajarkan.
Jenis media ini mampu menayangkan hampir semua jenis pengetahuan dan konsep melalui kombinasi tayangan teks dan gambar. Media overhead transparansi dan film slide dapat digunakan dalam proses belajar mengajar baik untuk kelompok sedang maupun besar.
Perkembangan teknologi proyektor saat ini telah memungkinkan dosen atau presenter mempresentasikan output komputer, baik berupa teks, gambar, maupun kombinasi keduanya. Jika digunakan dalam proses pembelajaran maka hal ini diharapkan dapat menambah kualitas pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Media dan teknologi gambar proyeksi komputer masih jarang digunakan karena harga proyektor LCD yang masih sangat mahal.

           3.    Media Audio
Media audio adalah bahan suara (audio) yang direkam dalam format fisik tertentu. Secara fisik jenis media yang tergolong sebagai media audio adalah kaset audio dan disk audio. Jenis media ini pada dasarnya dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan bunyi, suara, serta bahasa.
Dalam jurusan seni dan bahasa, media audio dapat memberikan kontribusi yang positif jika diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, laboratorium bahasa dan ruang akustik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jurusan bahasa dan jurusan etnomusikologi.

          4.   Media Video
Media video adalah gambar bergerak yang direkam dalam format kaset video, Video Cassette Disc (VCD), dan Digital Versatile Disc (DVD). Jenis media ini dapat digunakan untuk mengajarkan hampir semua topik pembelajaran.

5.  Komputer

Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Lebih dari itu, komputer mempunyai kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.


D.  Jenis-jenis Evaluasi Hasil Belajar

Ada beberapa jenis evaluasi hasil belajar yang dikenal, seperti:
1.    tes masuk (misalnya tes masuk perguruan tinggi),
2.    tes penempatan (misalnya tes untuk menentukan tingkatan kelas dalam suatu kursus bahasa Inggris),
3.    tes diagnostik (yaitu tes untuk mengetahui kelemahan atau kegagalan belajar siswa),
4.    tes formatif (misalnya latihan, pekerjaan rumah),
5.    tes sumatif (misalnya ulangan umum)




Pada sektor pendidikan formal evaluasi hasil belajar umumnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
·         evaluasi formatif,
·         evaluasi sumatif

1.    Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif atau tes formatif dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah perbaikan bukan hanya untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik. Tes ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap keberhasilan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan dilakukan pada berbagai titik saat berlangsungnya proses pembelajaran, misalnya pada setiap akhir pelajaran atau setiap akhi unit pembelajaran.

Hasil tes digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung, untuk meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik.



Gambar 1
Peran Tes Formatif dalam Pembelajaran (Gronlund, 1992)




Dari gambar-1 tersebut dapat kita lihat bahwa hasil tes formatif dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ada peserta didik yang harus diberi remediasi karena belum menguasai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Peran tes formatif sangat penting dalam PJJ. Seperti telah dibahas sebelumnya, peserta didik PJJ melakukan proses belajar sendiri, terpisah secara fisik dari pendidiknya. Mereka belajar secara mandiri menggunakan bahan ajar yang dirancang khusus untuk keperluan belajar mandiri.

2.     Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi atau tes ini bertujuan untuk menetukan apakah peserta didik menguasai materi yang telah dipelajari. Dengan kata lain, evaluasi sumatif diberikan untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai yang ditentukan pada tujuan pembelajaran.

Hasil evaluasi digunakan terutama untuk memberikan nilai bagi peserta didik atau menetukan kelulusan peserta didik. Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, pengajar dapat memberikan pelajaran tambahan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut.



Gambar 2
Peran Tes Sumatif dalam Pembelajaran (Dimodifikasi dari Gronlund, 1993)



Pada sistem PJJ di Indonesia tes sumatif dapat diberikan dalam bentuk:
1.    Tugas Mandiri,
2.    Ujian Akhir Semester,
3.    Tugas Tutorial,
4.    Ujian Praktek (termasuk pembuatan laporan),
5.    Ujian Komprehensif Tertulis.

Berdasarkan bentuknya, tes sumatif dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a.    Tugas Mandiri (TM)
TM setara dengan Ujian Tengah Semester (UTS) pada sistem pendidikan tatap muka. TM diadakan untuk memacu proses belajar peserta didik dan dapat dikerjakan oleh para peserta didik di rumah masing-masing tanpa pengawasan. Dengan mengerjakan TM, baik masing-masing, maupun secara berkelompok, peserta didik diharapkan telah mempelajari materi kuliah. Nilai TM menyumbang sebesar 20% terhadap nilai mata kuliah, Apabila peserta didik tidak menyerahkan TM, nilai akhir mereka dihitung 100% dari UAS.

b.    Ujian Akhir Semester (UAS)
Materi yang diujikan pada UAS adalah semua materi bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang telah dipertimbangkan oleh penulis soal. UAS dapat menjadi satu-satunya alat ukur keberhasilan jika peserta didik tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau nilai TM lebih rendah dari nilai UAS.

c.    Tugas Tutorial
Dalam hal ini, yang penting adalah proses bimbingan akademik yaitu tugas tutor dalam membimbing peserta didiknya. Setiap tutor biasanya diberi tugas untuk membimbing sekelompok peserta didik. Tutor bertanggung jawab untuk memberikan tugas, mengevaluasi tugas-tugas yang telah dikerjakan peserta didik, dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas tersebut. Mereka secara kontinu harus memonitor kemajuan belajar peserta didiknya. Peserta didik juga diharuskan menghubungi tutornya setiap saat apabila mereka menemui kesulitan belajar. Jadi, tutor di sini berfungsi sebagai pembimbing akademik.

d.    Ujian Praktik
Praktik diberikan untuk mata kuliah mata kuliah yang tidak hanya menuntut peningkatan pengetahuan kognitif dari peserta didiknya, namun juga peningkatan keterampilan, misalnya praktik olahraga, praktik pembelajaran atau perencanaan pembelajaran. Nilai praktik dan praktikum mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah. Nilai praktik diberikan oleh tutor atau instruktur berdasarkan kinerja yang dilakukan pada saat kegiatan praktik tetapi nilai praktikum diberikan berdasarkan laporan praktikum yang dibuat peserta didik.

e.    Ujian Komprehensif Tertulis (UKT)
UKT merupakan ujian akhir program studi bagi peserta didik. Peserta didik yang belum lulus UKT belum dapat dinyatakan lulus program studi yang diikuti, meskipun semua mata kuliah sudah lulus, jumlah SKS sudah melebihi persyaratan kelulusan, dan IPK-nya cukup tinggi. Materi UKT diambil dari beberapa mata kuliah inti pada program studi yang bersangkutan. Proses berpikir yang diukur biasanya proses berpikir tinggi dengan pendekatan pemecahan masalah.

Rangkuman

1.    Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.
2.    Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
3.    Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
4.    Evaluasi Hasil Belajar (EHB) mempunyai peran yang sangat penting dalam sistem PJJ. Seringkali EHB merupakan satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan belajar mahasiswa pada system pendidikan ini.
5.    Oleh karena itu, penyusunan alat EHB harus direncanakan secara matang berdasarkan pada kisi-kisi tes dan dikembangkan dengan mengacu pada rambu-rambu penulisan soal yang baik. Selain evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar mahasiswa, evaluasi formatif merupakan suatu hal yang mutlak harus diberikan kepada mahasiswa PJJ untuk mengarahkan belajar mereka.
6.    Pada sistem PJJ, tes online tampaknya merupakan suatu keharusan agar institusi PJJ dapat memberikan layanan ujian secara individual dan sekaligus dapat melaksanakan tes yang tidak seragam di lokasi ujian yang berbeda. Penilaian harus dilakukan secara objektif serta terstandar dan hasil belajar harus dapat segera diketahui peserta didik dengan cepat melalui berbagai media.


Selasa, 14 April 2015

Persyaratan Kualitas Pendidikan dalam PJJ

Tugas Topik 5
Salah satu peran PJJ adalah peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk mencapainya terdapat 6 persyaratan dalam pelaksanaan PJJ.

Sebutkan 3 diantaranya. Jelaskan secara singkat dan berikan contoh.
Ada 6 persyaratan peningkatan kulitas pendidikan :
  1. Didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurrikulum, bahan ajar, proses pembelajaran, alat dan sistem evaluasi.
  2.  Berbasiskan media dan TIK.
  3. Memanfaatkan sistem penyampaian yang inovatif dan kreatif.
  4. Menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasiskan TIK tanpa mengesampingkan kesempatan tatap muka.
  5. Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa.
  6.  Menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik, bantuan belajar siswa, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan siswa, akses, konektivitas, dan infrastruktur).


Ada 6 persyaratan kualitas pendidikan dalam pjj, ada 3 diantaranya yang saya alami saat ini, yaitu:
  1.  Berbasiskan media dan TIK
         Pada awalnya, pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Indonesia lebih banyak berfokus pada administrasi dan pengelolaan pendidikan. Namun demikian, dalam dasawarsa terakhir, pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah menjadi semakin luas dan marak di berbagai jenjang pendidikan. Di jenjang persekolah, Pusat Telekomunikasi dan Informasi, Kemdiknas, telah menjadi pelopor penyediaan beragam materi persekolahan dalam bentuk elektronik yang disimpan dalam repositori edukasi.net maupun ditayangkan dalam program TV Edukasi. Di tingkat pendidikan tinggi, upaya-upaya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah menjadikan banyaknya perguruan tinggi di Indonesia dan juga Ditjen Dikti menginisiasi program yang dikenal dengan nama e-learning.
  2.      Menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasiskan TIK tanpa mengesampingkan kesempatan tatap muka.Pembelajaran ini sering kita lakukan dengan menggunakan fasilitas edmodo untuk belajarnya tanpa harus tatap muka.
  3.      Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa.Untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya adalah dengan Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa, kita ketahui sendiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan terlebih dahulu kita meningkatkan kemandirian kususnya pada siswa sendiri untuk melakukan pembelajaran yang eektif dan efisien.

Sabtu, 21 Maret 2015

Perbedaan Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Tugas Topik 4

Dalam evaluasi belajar, dikenal evaluasi formatif dan sumatif.
Jelaskan perbedaannya dan berikan contoh masing masing.


Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif.

Sebagai salah satu perwujudan dari usaha pembaharuan bidang pendidikan di Indonesia, ialah dibakukannya Kurikulum 1975, yang di dalamnya tersurat juga suatu pedoman guru dalam melaksanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa. Karena di atas telah disinggung bahwa evaluasi yang menjadi tanggungjawab guru bidang studi adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, maka untuk memberikan gambaran yang jelas dan tegas, berikut akan diuraikan batasan pengertian dan teknik pelaksanaannya.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu Program Pengajaran Semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya penyimpang-penyimpangan, ketidak sesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Karena dilaksanakan setelah selesai mengajarkan satu unit pengajaran (mungkin sesuatu topik atau pokok bahasan), maka ternyata apabila ada ketidaksesuaian dengan tujuan segera dapat dibetulkan. Oleh karena itu, fungsi dari pada evaluasi ini terutama ditujukan untuk memperbaiki  proses bolajar mengajar. Dan karena scope bahannya hanya satu unit pengajaran, dan dalam satu semester terdiri dari beberapa unit, maka pelaksanaan evaluasi ini frekuensinya akan lebih banyak dibanding evaluasi sumatif. Umumnya frekuensi tes formatif ini berkisar antara 2 – 4 kali dalam satu semester. 

Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif apabila guru yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak didik.

Jawaban!!

1. Evaluasi Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru. 
Tujuan : sebagai dasar untuk memperbaiki produktifitas belajar mengajar.
Contohnya : tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).

2. Evaluasi Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan belajar murid setelah mengikuti program pengajaran tertentu.
Tujuan : menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran.
Contohnya : Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.

Jumat, 13 Maret 2015

Pembuatan Animasi di Augmented Reality

Hay, jumpa lagi dengan saya..

Kali ini saya akan sharing mengenai pembuatan animasi di Augmented Reality. Untuk animasi yang saya buat kali ini adalah Pembelajaran untuk SD kelas V tentang Gaya Magnet yang saling tarik menarik.

Sebelumnya kita harus tahu apa itu Augmented Reality? Nah, kalian bisa melihatnya di link blog saya ini http://dwisrifiliani123.blogspot.com/2015/02/membuat-augmented-reality-menggunakan.html.
Di link tersebut adalah pertama kalinya saya menggunakan Augmented Reality atau biasa disingkat dengan sebutan AR.



Langsung saja yah bagaimana cara pembuatan animasinya di Augmented Reality tersebut :

Untuk yang pertama harus kita siapkan file.blend dan juga image target.
1. Buka file.blend yang sudah ada animasinya,
2. Kemudian pilih file - export - auto desk FBX,
3. Simpan dalam folder yang sama pada .blend,
4. Pilih lagi file - external data - unpack all into files. Bila ada tanda centang pada automaticaly pack into .blend hilangkan dulu tanda centangnya. Dan masuk lagi pada file seperti tadi,
5. Pilih use file in curent directory,
6. Bila sudah kita cek di folder yang sudah kita siapkan tadi untuk melihat .fbx,
7. Cek juga teksture dalam folder,
8. Masuk pada unity tarik ke areanya Ar camera dan image target.Untuk main camera delete saja,
9. Atur supaya ar camera dan image target posisinya sama dengan cara position diganti 0(nol) semua,
10. Selanjutnya Pilih asset import packed custom package,
11. File yang dimasukan dari unity package,
12. Untuk memasukan filenya tidak bisa bersamaan harus satu persatu. atur untuk image target dengan data set yang tadinya empty kita ganti dengan file unity package yang telah kita masukan tadi,
13. Buat folder baru pada Asset dengan nama yang diinginkan.Disini saya memakai nama rotasi,
14. Buka folder tersebut dan masukan 2 file dari folder yaitu .fbx dan tekstur.
15. Tarik file animasi kedalam area kemudian klik file .fbx untuk kita atur animasinya. Klik model dan ganti 1 untuk scale factornya apply,
16. Untuk rig pilih legacy kemudian apply
17. Pindah ke animation wrap mode ganti dengan loop,
18. dan ganti nama pada scene yang kita inginkan sesuaikan untuk start dan end sesuai yang terdapat pada file blender,
19. Jangan lupa centang add loop frame dan pilih loop dan apply,
20. Setelah semuanya dimasukan pada area kita atur scala dan posisinya agar terlihat pada Ar camera.Untuk mengaturnya mungkin bagi yang pertama kali belajar akan cukup kesulitan jadi harus sering praktek untuk membuat animasi dengan unity. Terakhir jangan sampai lupa untuk mengatur agar image target terlihat dengan centang pada ar camera pilih load data set,
21. Kemudian kita tinggal play dengan memilih tanda play dibagian atas. hadapkan gambar yang di jadikan marker ke kamera supaya animasi keluar

Nah ini cara pembuatan  animasi di Augmented Realitynya...
teman-teman bisa melihatnya di link ini untuk hasil yang sudah saya buat tadi 
http://youtu.be/KuzMMJwVYy0. Makasih.
SELAMAT MENCOBA YAH!!!!!