اَلتَّوَازُنُ
Sikap terhadap Dua Hal
- Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya.
- Biasanya tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak.
- Allah SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun.
- 55:7-9 ada 3 sikap:1. Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ 2. Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ.
3. Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ - Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun).
- Bagaimana sikap tawazun dalam diri manusia?
- Allah SWT menciptakan manusia dengan membawa fitrah (30:30 ) yang suci (ISLAM, TAUHID 7:172) كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
- Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF.
- Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus.
- Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak
- Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh.
- Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:1. JASAD (physical being).2. AKAL (intellectual being).3. RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini.
- Makanan yang Seimbang.
- Bagaimana sikap tawazun terhadap ketiga potensi itu?
- Memberi makanan (اَلْغِذَاءُ) ketiganya secara tawazun
- Seimbang atau adil: sesuai keperluannya, bukan mesti sama
- Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll.
- Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan).
- Allah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
- Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114.
- Tidak berlebihan 6:141, 7:31
- Makanan akal adalah ILMU.
- Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
- Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
- Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
1. Ada tiga surat yang pertama turun:
a. Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’).
b. Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS.
c. Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil).
2. Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH
- Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak).
- 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak.a. Hikmah adalah memahami al-Qur’an.b. Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل).c. Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya.d. Hikmah adalah pemahaman.e. Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah.
- Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah).
- Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
- “Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur.
- Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita
Dzikrullah
- 33:41 dzikir yang banyak (ciri mu’min)
- 4:142 dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik).
- “Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah).
Orang yang Arif
- Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi;a. Taubat itu merupakan dzikir,b. Tafakkur itu dzikir,c. Menuntut ilmu itu dzikir,d. Mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir,e. Dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
- Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir
- Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
- Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205).
- Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka.
- Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai.
- Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
- Al-Wazhifah
- Wirid Qur’an
- Doa-doa siang dan malam
- Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
- Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah.
Ni’mat Lahir dan Batin
- Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20).
- Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang.