TUGAS AKHIR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Media Pembelajaran Dalam Pendidikan
Jarak Jauh
Di Susun Oleh
Dwi Srifiliani
Dosen
Timbul Pardede
AKADEMI
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(AMIK)
WAHANA MANDIRI
2015
Penyelenggaraan PJJ sangat lekat
dengan penggunaan media. Sesuai dengan karakteristik PJJ dapat dikatakan bahwa
sebagian bahan ajar disampaikan melalui beraneka ragam media, baik media cetak
(modul, buku, dll), maupun non cetak (audio visual, televisi, radio, komputer,
dll). Menurut Keegan konsep PJJ memiliki sedikitnya dua karakteristik:
1. adanya keterpisahan antara dosen
dengan peserta didik, baik ditinjau dari sisi jarak, ruang maupun waktu.
2. adanya penggunaan media.
Dari
pendapat tersebut, keterpisahan antara pengajar dan peserta didik terlihat
sebagai elemen utama yang menjadi karakteristik dasar PJJ. Sementara elemen
kedua, penggunaan media, merupakan dampak dari adanya keterpisahan ini. Untuk
menjembatani keterpisahan ini dibutuhkan media komunikasi. Variasi media yang
digunakan sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang dapat
dimanfaatkan, mulai dari media yang paling sederhana sampai pada media yang
paling canggih.
Gambar 1
Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh
Semakin
sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai
dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan
perkembangan dan penggunaan media ini bersifat gradual. Metamorfosis dari
perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan
permintaan dan pemberian layanan secara multi sensori dari beragamnya kemampuan
individu untuk menyerap informasi, dan menjadikan pelayanan yang diberikan
mutlak wajib bervariatif dan secara luas.
Dengan
semakin luasnya kemajuan dibidang komunikasi dan teknologi, serta
diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan
dan dosenan semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi
secara luas pula.
A. Pengertian Media Pembelajaran
Dari uraian di atas sangatlah jelas
bahwa media mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Kata media itu
sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium.
Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun dalam modul ini hanya
membahas tentang media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan
pembelajaran.
Media
adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997) sedangkan
pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi
antara sumber belajar dengan peserta didik. Dari kedua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah proses komunikasi atau
interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
Gambar 2
Proses Pembelajaran dengan menggunakan Media
Akan
tetapi adakalanya proses komunikasi yang disampaikan tidak dapat dipahami oleh
peserta didik, dikarenakan adanya hambatan komunikasi. Untuk menghindari adanya
hambatan komunikasi dalam media pembelajaran kita harus mengetahui terlebih
dahulu konsep abstrak dari sebuah media pembelajaran, karena proses belajar
mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi atau penyampaian pesan dari bahan belajar
ke peserta didik.
Untuk menciptakan media pembelajaran
yang baik, maka media tersebut harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
1. Media pembelajaran harus mempunyai
tujuan untuk memberikan dan meningkatkan motivasi peserta didik.
2. Media harus merangsang peserta didik
untuk mengingat apa yang sudah dipelajari.
3. Media yang baik akan mengaktifkan
peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong
peserta didik untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
4. Penggunaan media harus terencana,
untuk menghindari adanya komunikasi yang tidak lengkap, tidak tuntas, atau
tertunda.
Selain harus memenuhi syarat di atas,
media pembelajaran juga harus kita lihat dari sisi keefektifannya. Menurut Thorn
(1995) ada enam karakteristik untuk menilai keefektifan sebuah media:
1. Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang
sedemikian rupa atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu
belajar komputer dahulu secara menyeluruh.
2. Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna oleh
peserta didik;
3. Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria ini untuk menilai isi
dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah memenuhi kebutuhan
pembelajaran peserta didik atau belum.
4. Integrasi media; media harus mengintegrasikan
aspek-aspek pembelajaran yang harus dipelajari;
5. Estetika; media yang digunakan harus mempunyai
tampilan yang artistik sehingga menarik minat peserta didik;
6. Fungsi secara keseluruhan; program yang dikembangkan harus
memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga pada waktu
peserta didik selesai menjalankan program dia akan merasa telah belajar
sesuatu.
B. Peranan Media Dalam
Pembelajaran
Belajar
merupakan proses internal dalam diri manusia maka pengajar bukanlah merupakan
satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber
belajar. AECT (Association for Educational Communication and Technology)
membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,
yaitu:
Pesan; di dalamnya mencakup kurikulum
(GBPP) dan mata pelajaran.
Orang; di dalamnya mencakup pengajar, tokoh
masyarakat, tenaga ahli, dan sebagainya
Bahan; merupakan suatu format yang
digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks,
modul, program video, film, OHT, program slide, alat peraga, dan sebagainya.
Alat; sarana yang digunakan untuk menyajikan bahan pada butir
3 di atas.
Teknik; cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan
pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,
permainan/simulasi, tanya jawab, dan sebagainya.
Latar (setting) atau lingkungan; termasuk di dalamnya adalah
pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat kita lihat
dengan jelas dari enam jenis sumber belajar, media termsuk di dalamnya. Hal ini
menggambarkan betapa pentingnya peranan media dalam sebuah proses pembelajaran.
Untuk
mengetahui pentingnya media pembelajaran, kita lihat beberapa kegunaan media
dalam pembelajaran, diantaranya:
1. berperan sebagai sarana komunikasi,
2. sebagai bahan belajar mandiri (modul),
3. memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis,
4. mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga, dan daya indera ,
5. menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar,
6. memungkinkan peserta didik belajar
secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan,
7. pembelajaran lebih menyenangkan,
sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar
Selain
itu kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1.
penyampaian
pesan pembelajaran dapat lebih terstandar,
2.
pembelajaran
dapat lebih menarik,
3.
pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan menerapkan metode belajar,
4.
waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek ,
5.
kulitas
pembelajaran dapat ditingkatkan,
6.
proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan,
7.
sikap
positif peserta terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan,
8.
peran
dosen berubah kearah yang positif.
C.
Jenis Media Pembelajaran
Klasifikasi dan
Jenis-jenis Media Pembelajaran (Heinich, Molenda, dan Russel, 1996):
1.
Media
yang tidak diproyeksikan
Media yang tidak diproyeksikan terdiri
dari beberapa jenis yaitu: benda nyata (realia), replika, model, multimedia
kit, simulator, bahan cetakan (printed materials), foto, gambar, chart, poster,
dan grafik.
Berdasarkan bentuknya, jenis media ini
dapat diklasifikasikan ke dalam media dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Bahan cetakan seperti gambar, chart,
poster, foto, dan grafik tergolong sebagai media dua dimensi.
2. Sedangkan realia, replika, model, dan
simulator dapat digolongkan sebagai media tiga dimensi.
Setiap jenis media mempunyai
karakteristik yang spesifik jika digunakan dalam aktivitas pembelajaran.
1.
Media
dua dimensi dapat berbentuk gambar yang mempresentasikan suatu objek dan
prosedur yang dapat dipelajari untuk menguasai suatu pengetahuan dan
keterampilan tertentu.
2.
Sementara
itu, media tiga dimensi yang dapat berbentuk media murah dan sederhana sampai
jenis media yang mahal dan canggih, memberi kemungkinan bagi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar yang bersifat langsung yang berkaitan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.
Simulator dan bahan serta perlengkapan
yang terdapat di labolatorium tergolong ke dalam jenis media tiga dimensi.
Dengan menggunakan jenis media ini, peserta didik mempelajari pengetahuan dan
prosedur tertentu yang perlu dipelajari dalam suatu mata kuliah.
2. Media yang diproyeksikan
Media yang diproyeksikan adalah jenis
media yang penggunaannya diproyeksikan ke layar. Jenis media yang tergolong ke
dalam media yang diproyeksikan adalah Overhead Transparansi, film slide, dan
gambar proyeksi komputer (Computer Image Projection).
Pada umumnya jenis media ini digunakan
untuk membantu dalam presentasi pembelajaran. Penggunaan media overhead
transparasi dan film slide mampu menayangkan teks dan gambar untuk memperjelas
konsep yang diajarkan.
Jenis media ini mampu menayangkan
hampir semua jenis pengetahuan dan konsep melalui kombinasi tayangan teks dan
gambar. Media overhead transparansi dan film slide dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar baik untuk kelompok sedang maupun besar.
Perkembangan teknologi proyektor saat
ini telah memungkinkan dosen atau presenter mempresentasikan output komputer,
baik berupa teks, gambar, maupun kombinasi keduanya. Jika digunakan dalam
proses pembelajaran maka hal ini diharapkan dapat menambah kualitas pemahaman
peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Media dan teknologi gambar
proyeksi komputer masih jarang digunakan karena harga proyektor LCD yang masih
sangat mahal.
3. Media Audio
Media audio adalah bahan suara (audio)
yang direkam dalam format fisik tertentu. Secara fisik jenis media yang
tergolong sebagai media audio adalah kaset audio dan disk audio. Jenis media
ini pada dasarnya dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan
dengan bunyi, suara, serta bahasa.
Dalam
jurusan seni dan bahasa, media audio dapat memberikan kontribusi yang positif
jika diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, laboratorium
bahasa dan ruang akustik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jurusan
bahasa dan jurusan etnomusikologi.
4. Media Video
Media video adalah gambar bergerak
yang direkam dalam format kaset video, Video Cassette Disc (VCD), dan Digital
Versatile Disc (DVD). Jenis media ini dapat digunakan untuk mengajarkan hampir
semua topik pembelajaran.
5. Komputer
Komputer merupakan jenis media yang
secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang
dilakukan oleh peserta didik. Lebih dari itu, komputer mempunyai kemampuan
menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.
D. Jenis-jenis Evaluasi
Hasil Belajar
Ada beberapa jenis evaluasi hasil
belajar yang dikenal, seperti:
1.
tes
masuk (misalnya tes
masuk perguruan tinggi),
2.
tes
penempatan (misalnya
tes untuk menentukan tingkatan kelas dalam suatu kursus bahasa Inggris),
3.
tes
diagnostik (yaitu tes
untuk mengetahui kelemahan atau kegagalan belajar siswa),
4.
tes
formatif (misalnya
latihan, pekerjaan rumah),
5.
tes
sumatif (misalnya
ulangan umum)
Pada sektor pendidikan formal evaluasi
hasil belajar umumnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
·
evaluasi
formatif,
·
evaluasi
sumatif
1.
Evaluasi
Formatif
Evaluasi formatif atau tes formatif
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah perbaikan
bukan hanya untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta
didik. Tes ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap keberhasilan
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan dilakukan pada
berbagai titik saat berlangsungnya proses pembelajaran, misalnya pada setiap
akhir pelajaran atau setiap akhi unit pembelajaran.
Hasil tes digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara
terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung, untuk meningkatkan
keberhasilan belajar peserta didik.
Gambar 1
Peran Tes Formatif dalam Pembelajaran (Gronlund,
1992)
Dari gambar-1 tersebut dapat kita
lihat bahwa hasil tes formatif dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ada
peserta didik yang harus diberi remediasi karena belum menguasai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Peran tes formatif sangat penting dalam PJJ.
Seperti telah dibahas sebelumnya, peserta didik PJJ melakukan proses belajar
sendiri, terpisah secara fisik dari pendidiknya. Mereka belajar secara mandiri
menggunakan bahan ajar yang dirancang khusus untuk keperluan belajar mandiri.
2.
Evaluasi Sumatif
Evaluasi
sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi atau tes ini
bertujuan untuk menetukan apakah peserta didik menguasai materi yang telah
dipelajari. Dengan kata lain, evaluasi sumatif diberikan untuk mengetahui
apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai yang
ditentukan pada tujuan pembelajaran.
Hasil
evaluasi digunakan terutama untuk memberikan nilai bagi peserta didik atau
menetukan kelulusan peserta didik. Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa
peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan,
pengajar dapat memberikan pelajaran tambahan untuk memastikan ketercapaian
tujuan pembelajaran tersebut.
Gambar 2
Peran Tes Sumatif dalam Pembelajaran (Dimodifikasi
dari Gronlund, 1993)
Pada
sistem PJJ di Indonesia tes sumatif dapat diberikan dalam bentuk:
1. Tugas Mandiri,
2. Ujian Akhir Semester,
3. Tugas Tutorial,
4. Ujian Praktek (termasuk pembuatan
laporan),
5. Ujian Komprehensif Tertulis.
Berdasarkan bentuknya, tes sumatif
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tugas Mandiri (TM)
TM setara dengan Ujian Tengah Semester
(UTS) pada sistem pendidikan tatap muka. TM diadakan untuk memacu proses
belajar peserta didik dan dapat dikerjakan oleh para peserta didik di rumah
masing-masing tanpa pengawasan. Dengan mengerjakan TM, baik masing-masing,
maupun secara berkelompok, peserta didik diharapkan telah mempelajari materi
kuliah. Nilai TM menyumbang sebesar 20% terhadap nilai mata kuliah, Apabila
peserta didik tidak menyerahkan TM, nilai akhir mereka dihitung 100% dari UAS.
b. Ujian Akhir Semester (UAS)
Materi yang diujikan pada UAS adalah
semua materi bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang
telah dipertimbangkan oleh penulis soal. UAS dapat menjadi satu-satunya alat
ukur keberhasilan jika peserta didik tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau
nilai TM lebih rendah dari nilai UAS.
c. Tugas Tutorial
Dalam hal ini, yang penting adalah
proses bimbingan akademik yaitu tugas tutor dalam membimbing peserta didiknya.
Setiap tutor biasanya diberi tugas untuk membimbing sekelompok peserta didik.
Tutor bertanggung jawab untuk memberikan tugas, mengevaluasi tugas-tugas yang
telah dikerjakan peserta didik, dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas
tersebut. Mereka secara kontinu harus memonitor kemajuan belajar peserta
didiknya. Peserta didik juga diharuskan menghubungi tutornya setiap saat
apabila mereka menemui kesulitan belajar. Jadi, tutor di sini berfungsi sebagai
pembimbing akademik.
d. Ujian Praktik
Praktik diberikan
untuk mata kuliah mata kuliah yang tidak hanya menuntut peningkatan pengetahuan
kognitif dari peserta didiknya, namun juga peningkatan keterampilan, misalnya
praktik olahraga, praktik pembelajaran atau perencanaan pembelajaran. Nilai
praktik dan praktikum mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah.
Nilai praktik diberikan oleh tutor atau instruktur berdasarkan kinerja yang
dilakukan pada saat kegiatan praktik tetapi nilai praktikum diberikan
berdasarkan laporan praktikum yang dibuat peserta didik.
e. Ujian Komprehensif Tertulis (UKT)
UKT merupakan ujian akhir program
studi bagi peserta didik. Peserta didik yang belum lulus UKT belum dapat
dinyatakan lulus program studi yang diikuti, meskipun semua mata kuliah sudah
lulus, jumlah SKS sudah melebihi persyaratan kelulusan, dan IPK-nya cukup
tinggi. Materi UKT diambil dari beberapa mata kuliah inti pada program studi
yang bersangkutan. Proses berpikir yang diukur biasanya proses berpikir tinggi
dengan pendekatan pemecahan masalah.
Rangkuman
1. Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan.
2. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
3. Media pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah proses komunikasi atau
interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
4. Evaluasi Hasil Belajar (EHB) mempunyai
peran yang sangat penting dalam sistem PJJ. Seringkali EHB merupakan
satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang
keberhasilan belajar mahasiswa pada system pendidikan ini.
5. Oleh karena itu, penyusunan alat EHB
harus direncanakan secara matang berdasarkan pada kisi-kisi tes dan
dikembangkan dengan mengacu pada rambu-rambu penulisan soal yang baik. Selain
evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar mahasiswa,
evaluasi formatif merupakan suatu hal yang mutlak harus diberikan kepada
mahasiswa PJJ untuk mengarahkan belajar mereka.
6. Pada sistem PJJ, tes online tampaknya
merupakan suatu keharusan agar institusi PJJ dapat memberikan layanan ujian
secara individual dan sekaligus dapat melaksanakan tes yang tidak seragam di
lokasi ujian yang berbeda. Penilaian harus dilakukan secara objektif serta
terstandar dan hasil belajar harus dapat segera diketahui peserta didik dengan
cepat melalui berbagai media.
0 komentar:
Posting Komentar