Sabtu, 15 November 2014

Resume tugas 4


KANDUNGAN SYAHADAT (مَدْلُوْلُ الشَّهَادَة)

SYAHADATAIN
أشهد أن لاإله إلا الله
و أشهد أن محمدا رسول الله
Apa arti kata “asyhadu”?
3 Arti Syahadah (“asyhadu”)
1.    Pernyataan  (اَلْإِعْلاَنُ).
2.    Sumpah (اَلْقَسَمُ).
3.    Janji (اَلْعَهْدُ)

1.    Syahadah Artinya PERNYATAAN.

•    Bahasa Arabnya: اَلإِقْرَارُ atau اَلإِعْلاَنُ (dalam bahasa Indonesia: Iklan, yang seharusnya membacanya I’lan bukan iklan).
•    “Asyhadu” berarti “aku menyatakan”.
•    Kalau dihubungkan dengan kalimat syahadat maka artinya “aku menyatakan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Ayatnya 3:64
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Dalam ayat di atas kata “isyahaduu” berarti “nyatakanlah” atau “umumkanlah”.

2.    Syahadat Artinya SUMPAH

•    Kandungan kedua dari syahadat adalah SUMPAH,
•    Bahasa Arabnya: اَلْقَسَمُ
•    “Asyhadu” berarti “aku bersumpah”.
•    Dihubungkan dengan kalimat syahadat maka artinya “aku bersumpah bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku bersumpah bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

Sumpah: Bobot Kebenaran
•    Sumpah memberikan bobot kebenaran terhadap apa yang dinyatakan (makanya saksi sebelum bersaksi harus disumpah),
•    Bahwa yang dinyatakan itu tidak main-main, melainkan keluar dari hati yang paling dalam.
Contoh:
Di sana ada tabrakan!
Masak?
Sumpah!
(Yang mendengar jadi percaya)

Ayatnya 63:1-2

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
•    Kata “nasyhadu” berarti “kami bersumpah”.
•    Ini diperjelas oleh ayat berikutnya yang menyatakan  bahwa “mereka menjadikan SUMPAH mereka sebagai perisai…”
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

3.    Syahadah Artinya JANJI.


•    Kandungan ketiga syahadat adalah JANJI.
•    Bahasa Arabnya: اَلْمِيْثَاقُ atau اَلْعَهْدُ.
•    “Asyhadu” berarti “aku berjanji”Dihubungkan dengan syahatain maka artinya “aku berjanji .
•    Bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku berjanji bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

Ayatnya 7:172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
•    Kata “asyhadahum” berarti “Aku mengambil perjanjian kepada mereka”.
•    Ayat ini berkaitan dengan diambilnya perjanjian oleh Allah kepada semua manusia saat ruh sudah ditiupkan kedalam jasad (janin).

Harus Merasa Sedang Berjanji
•    Orang yang membaca syahadatain harus merasakan bahwa dirinya sedang berjanji di hadapan Allah.
•    Tuntutan: harus ditepati.
•    Melanggar perintah/larangan Allah, meski kecil, merasa bahwa dirinya telah berkhianat.

Merasakan Ketiga Kandungan Ini
•    Jadi syahadat berarti pernyataan, sumpah, dan janji.
•    Orang yang bersyahadat harus menyadari bahwa ia lagi menyatakan, bersumpah, dan berjanji kepada Allah bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
•    Ini seharusnya dirasakan ketika kita membaca syahadat saat tahiyyat dalam shalat.

Komitmen Hati
Kalau kita benar-benar menghayati ketiga makna ini, maka kita telah memiliki komitmen di dalam hati kita  hati terikat dengan syahadatain. Komitmen itulah yang disebut IMAN.

Kondisi Sekarang?
•    Imannya seharga Indo Mie.
•    Kekuatannya imannya seperti sarang laba-laba (29:41) padahal inilah sarang yang paling lemah (وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ).
a.    Lemah karena tipisnya.
b.    Kalau tebal, maka lebih kuat dari baja (dijelaskan di film Harun Yahya).
•    Kenapa ini terjadi?Karena memahami syahadatain hanya pernyataan saja.

Iman yang Benar (اَلإِيْمَانُ الْحَقُّ)
•    Iman yang benar juga harus memenuhi tiga hal :
a.    Menyatakan dengan lisan (إِقْرَارٌ بِاللِّسَان)
b.    Membenarkan dengan hati (تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ)
c.    Mengamalkan dengan anggota badan dan gerakan-gerakan (عَمَلٌ بِالْجَوَارِحِ وَالْحَرَكَاتِ)
•    Ketiganya harus ada, tidak boleh hilang satu pun.
•    Lihat buku Al-Ibanah Al-Kubra Libni Bathtah pada Bab Bayanul Iman wa Fardhihi, juz 3, hlm 87.

Pernyataan: STATUS
•    Kandungan pertama syahadat adalah pernyataan.
•    Ini menghasilkan STATUS keIslaman seseorang.
•    Status ini tidak akan hilang hingga LISANNYA mengingkarinya, bukan karena perbuatannya.
•    Tidak boleh mengkafirkan seseorang yang status kemuslimannya masih tetap ada.
•    Siapa yang mengkafirkan saudaranya maka itu kembali kepada salah satunya (مَنْ كَفَّرَ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا) [HR Ahmad]).

Pentingnya Status
•    Status itu sangat penting, karena menentukan diterimanya amal seseorang.
•    Kalau dia tidak punya status (sebagai Muslim) maka amalnya batal.
a.    Seperti debu  yang beterbangan (هَبَاءً مَنْثُورًا) 25:
b.    Seperti fatamorgana (كَسَرَابٍ) 24:39
•    Contoh sekolah. Kalau tidak terdaftar, tidak akan diterima (tidak boleh masuk kelas, apalagi ikut ujian dan dapat nilai?!).

Pembenaran Hati: Nilai Batin
•    Bila seseorang sudah merasakan kandungan kedua dari iman, maka batinnya bernilai.Ini tentu tidak kelihatan.
•    Tapi bisa dilihat dari SIKAP
a.    Hati yang membenarkan menghasilkan sikap yang baik.
b.    Hati yang menolak memunculkan sikap yang buruk.

Status dan Nilai

•    Jika ketiga kandungan iman ini ada, maka seseorang telah memiliki :
a.    Status (sebagai Muslim).
b.    Nilai (batin dan lahir).
•    Keduanya sama-sama penting:
a.    Ada status tapi tidak ada nilai?
b.    Ada nilai tapi tidak ada status?
•    Umar ra pernah menangis ketika bertemu dengan seorang pendeta. “Amalnya banyak, tapi kelak masuk neraka.”

Klasifikasi Manusia
Berdasarkan ketiga kandungan iman itu, maka manusia bisa diklasifikasikan kedalam beberapa golongan.
Perhatikan Tabel berikut.
Penggolongan Manusia Berdasarkan Lisan (L), Hati (H), dan Amal (A).



MUNAFIK
Asal katanya: اَلنَّفَقُ (LUBANG DI TANAH). Bintang Yarbu’ punya rumah dengan DUA PINTU  pintu satunya adalah pintu rahasia yang disebut نَافِقَةٌ. Lorong Mina bahasa Arabnya Nafaq Mina.

Munafik Amali (الْمُنَافِقُ الْعَمَلِيُّ)
Ini disebutkan dalam dua hadits yang sangat terkenal
•    آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda munafik ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berkhianat” (HR Bukhari-Muslim).

Empat Tanda Munafik


أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْ نِفَاقٍ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Empat hal, barangsiapa semuanya ada padanya maka dia munafik tulen. Siapa yang terdapat salah satu dari padanya maka dia memiliki satu bagian dari nifak hingga ia menghilangkannya. Apabila berbicara dusta, apabila mengikat perjanjian menyalahinya, apabila berjanji ingkar, dan apabila berselisih curang.” (HR Muslim).

Munafik I’tiqodi (الْمُنَافِقُ الإِعْتِقَادِيُّ)
•    Tokoh utamanya: Abdullah bin Ubai bin Salul (harus lengkap namanya karena ada sahabat bernama Abdullah bin Ubai bin Ka’ab).
•    Mereka ikut shalat, tapi shalatnya malas dan riya (4:142).
•    Bahkan mereka ikut berjihad, tapi di tengah jalan pulang atau diserse (Perang Uhud), atau tetap ikut peperangan tapi membuat kekacauan (Perang Al-Muraisi).
•    Puncaknya terjadi menjelang Perang Tabuk: mereka mendirikan masjid tandingan (Masjid Dhirar).

Masjid Dhirar
•    Setelah Perang Tabuk selesai, turun ayat yang membongkar hakikat masjid itu (9:107-108).
•    Masjid (مَسْجِدًا) itu adalah:
a.    Untuk menimbulkan kemudharatan (ضِرَارًا).
b.    untuk kekafiran  (كُفْرًا).
c.    untuk memecah belah antara orang-orang mukmin (تَفْرِيقًا).
d.    Untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu (إِرْصَادًا).
•    Maka perintahnya adalah Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.
(لا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا)  HARUS DIBONGKAR.

FASIK

•    Orang munafik kalau berterusan dalam kemunafikannya akan menjadi FASIK.
•    FASIK = اَلْخَارِجُ عَنِ الطَّاعَةِ (tidak mau taat).
•    Orang Arab berkata, فَسَقَتِ الرُّطْبَةُ apabila korma terkelupas dari kulitnya.
•    Tikus disebut فُوَيْسِقَةٌ karena keluar dari liangnya untuk mengadakan pengrusakan.

خَمْسُ فَوَاسِقَ يُقْتَلْنَ فِي الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحِدَأَةُ وَالْغُرَابُ وَالْفَأْرَةُ وَالْعَقْرَبُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ
Lima jenis binatang perusak yang boleh dibunuh, baik di tanah halal maupun di tanah haram, yaitu burung elang, burung gagak, tikus, kalajengking, dan anjing gila (HR Bukhari-Muslim).

Ciri-ciri Fasik
1.    Merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh.
a.    Janji itu adalah mentauhidkan Allah.
b.    Janji itu juga pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul.
c.    Janji juga berupa perintah dan larangan Allah.
2.    Memutuskan apa-apa yang diperintahkan supaya dihubungkan (silaturrahim dan hubungan kekerabatan).
3.    Mengadakan kerusakan di muka bumi.
a.    Tiga sifat di atas sebagai tambahan tiga sifat munafik seperti dalam hadits yang masyhur.
b.    Apabila mereka menang, tampaklah ke-6 sifat itu.
c.    Tapi apabila mereka kalah, mereka menampakkan tiga sifat seperti dalam hadits itu.
Pernyataannya Fir’aun
•    Pernyataan Fir’aun tentang pengakuan keesaan Allah terlambat karena nafas sudah berada di tenggorokan.
•    Tapi ini sebagai bukti bahwa akhirnya dakwah Nabi Musa as berpengaruh juga kepada Fir’aun.
•    Kebaikan itu berakar, sedang keburukan itu hanya ada di permukaan saja.

ISTIQOMAH
•    Mu’min yang selalu menjaga lisan, hati dan anggota badannya dengan yang dituntut oleh Allah dan RasulNya, maka dia berada dalam kondisi istiqomah.
•    Istiqomah tidak bisa datang tiba-tiba, tapi melalui proses.
•    Itulah kenapa digunakan kata “tsumma” (kemudian).

Istiqomah Berproses
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (41:30, 46:13).

Iman Selanjutnya Istiqomah
•    قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Katakanlah Robbku Allah kemudian istiqomah (HR Tirmidzi dll).
•    قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian istiqomah (HR Ahmad dll).

Balasan Bagi Yang Istiqomah

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Keberanian (َلشَّجَاعَةُ)

•    Dikatakan kepada orang yang istiqomah أَلا تَخَافُوا  (janganlah kalian khawatir), maka dia tidak akan khawatir 46:13 (فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ). Artinya dia selalu berani.
Contoh:
a.    Rib’i bin Amir ketika menghadap Rustum (panglima Persia).
b.    Abdullah bin Zubeir  tidak mau minggir ketika Umar lewat, padahal yang lainnya minggir (aku tidak bersalah; kenapa aku harus minggir sedangkan jalannya masih luas?).
•    Ketakutan bersumber dari ketidak-istiqomahan.

Tenang (اَلاِطْمِئْنَانُ)
•    Musibah apapun yang menimpanya tidak akan menumbangkannya (putus asa).
•    Sebaliknya, kebaikan apapun yang diraihnya tidak membuatnya sombong (57:22-23).
•    Ketenangan dan kestabilannya karena menyadari semua takdir Allah itu baik (كُلُّ مَا قَدَّرُ اللهُ خَيْر).

Optimis (اَلتَّفَاؤُلُ)
•    Memandang masa depan penuh dengan keyakinan (optimis).
•    Malaikat memberikan kabar gembira tentang sorga yang telah dijanjikan.
•    Melihat masa depan Islam pun yakin bahwa masa depan di tangan Islam (الْمُسْتَقْبَالُ لِهذَا الدِّيْنِ).

Bahagia Sejati (اَلسَّعَادَةُ)
•    Jika seseorang hidupnya penuh keberanian, tenang dan optimis, maka berarti telah tercapai kebahagiaan hakiki.
•    Bagaimana bahagia kalau salah satunya hilang?.
•    Jadi syahadah menghantarkan kita kepada sa’adah (مِنَ الشّهَدَةِ إِلَى السّعَادَةِ).

0 komentar:

Posting Komentar