Sabtu, 15 November 2014

Resume tugas 5


Kandungan Kata “Ilah” (مَعْنَى اْلإِلَهِ)

مَعْنَى اْلإِلَهِ

Kata ILAH
•    Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa.
•    Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka ALIHA itu memiliki beberapa arti.
a.    Tenang/tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
b.    Memohon perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
c.    Yang dituju karena rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
d.    Paling dicintai/dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
e.    Mengabdi (عَبَدَهُ)

A.    Tenang/Tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
•    Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman kecuali Allah”.
•    Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menenangkan dan menentramkan kecuali menjalin hubungan dengan Allah.
•     أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram).
•    Ridho dan merasa tenang dengan kehidupan dunia (وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا)

B.    Memohon Perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
•    Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Allah”.
•     Minta perlindungan kepada jin, didapati adalah bencana dan dosa.
•    Hadits: meski semua makhluk melindungi seseorang tapi Allah hendak menimpakan bencana, maka akan tertimpa bencana. Begitu pula sebaliknya.

C.    Yang Dituju Karena Rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
•    Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dituju karena rindunya kecuali Allah”.
•    اللهُ غَايَتُنَا Allah tujuan kami.
•    Larilah kamu menuju Allah
a.    Kalau lari, tabiatnya muka ke depan dan tidak berpaling ke kiri dan ke kanan
b.    Jangan terbuai dengan dunia dan orang lain.
•    Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ  ).

D.    Paling Dicintai/Dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
•    Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dicintai atau dirindukan kecuali Allah”.
•    Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi yang paling dcintai haruslah Allah.
•    Kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus sangat cinta, bukan sama cintanya dengan kepada selainNya.
•    Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
a.    Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
b.    Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Allah.

E.    Mengabdi (عَبَدَهُ)
•    Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas.
•    Karena mengabdi berarti:
a.    Merasa tenang
b.    Minta perlindungan
c.    Menuju karena rindunya
d.    Mencintai
•    Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah”.

Tuntutan Pengabdian
•    Pengabdian itu tercapai kalau dilakukan dengan:
a.    Sempurna dalam mencintai (كَمَالُ الْمَحَبَّةِ).
b.    Merasa asyik bersamanya.
c.    Berlama-lama bersamanya.
•    Sempurna dalam menghinakan diri (كَمَالُ التَّذَلُّلِ).

Kerendahan yang paling rendah adalah saat sujud.

•    Sempurna dalam ketundukan (كَمَالُ الْخُضُوْعِ).
a.    Terhadap semua aturan yang telah ditetapkan.
b.    Tanpa reserve.
c.    Apakah kita ketika beribadah merasa seperti ini?

Ilah itu X

•    Dari keterangan arti ilah secara bahasa, maka ilah itu bisa apa saja  ilah itu X.
•    X jadi ilah kalau:
a.    Diharapkan (اَلْمَرْغُوْبُ) karunia dan pahalanya atas segala jerih payahnya.
b.    Ditakuti (اَلْمَرْهُوْبُ) siksanya (intimidasi, teror, ancaman); X biasanya punya fasilitas dunia.
c.    Diikuti (اَلْمَتْبُوْعُ) perintah dan larangannya yang bertentangan dengan Allah (42:21  X buat syariat lalu diikuti, X = ilah).
d.    Dicintai (اَلْمَحْبُوْبُ) sama atau lebih tinggi dari pada cintanya kepada Allah.
•    Kalau sudah demikian maka X jadi yang disembah/diabdi (اَلْمَعْبُوْدُ).

ILAH (Ibnu Taimiyah)

هُوَ الَّذِي يَأْلَهَهُ الْقَلْبُ بِكُلِّ الْحُبِّ وَالتَّعْظِيْمِ وَالتَّجْلِيْلِ وَالتَّكْرِيْمِ وَالرَّجَاءِ وَالخَوْفِ وَنَحْوَ ذَلِكَ
Segala yang digandrungi hati dengan segenap kecintaan, pengagungan, penghormatan, pemuliaan, harap, cemas, dan sederajat dengan itu.

Pengabdian Kepada Allah
•       Pengabdian hanyalah kepada Allah saja karena :
  1. Allah Pemilik otoritas
  2. Allah Pemilik ketaatan 
  3. Allah Pemilik kedaulatan
Allah Pemilik Otoritas (صَاحِبُ الْوِلاَيَةِ)
•       Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain
•       7:54 أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ  Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah
•       7:196 إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
•       Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas  merebut hak Allah = syirik

Allah Pemilik Ketaatan (صَاحِبُ الطَّاعَةِ)
•       Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
•       Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya sama (4:80)
•       Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu taat kepada Allah
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)

Allah Pemilik Kedaulatan (صَاحِبُ الْحَاكِمِيَّةِ)
•       Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
•       Kedaulatan rakyat bermakna :
a. Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
b. Memastikan bahwa negara ini adalah negara hukum, sehingga hak-hak terlindungi sesuai tujuan-tujuan syari’at (مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ)
اَلْوَلاَءُ وَالْبَرَاءُ  Loyalitas dan Pemutusan Hubungan

Akarnya Kokoh (أَصْلُهَا ثَابِتٌ)
•       Ini syarat sebuah pohon bisa hidup dengan baik
•       Akar adalah tempat menyerap makanan
•       Akar juga untuk mengikat pohon dengan tanah sehingga tidak roboh
•       Akar yang kokoh mampu menahan angin yang kencang
•       Iman yang kuat: akar imannya menghunjam ke dalam hati
kan kokoh dan teguh dalam menghadapi tantangan dan ujian

Cabangnya (Menjulang) Ke Langit (فَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ)
•       Karena akarnya kokoh, maka mampu menopang cabang-cabang yang menjulang tinggi ke langit
•       Ketinggian atau lebarnya cabang-cabang menunjukkan akarnya juga seperti itu
•       Ini adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya
•       Daunnya juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
•       Iman yang seperti itu menyenangkan siapa saja yang bernaung di bawahnya dan memancarkan sinarnya yang menyejukkan

Kalimat yang Buruk (14:26)
•       Selain لاإله إلاالله  adalah kalimat yang buruk (كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ )
•       Mereka seperti pohon yang buruk (كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ)
•       Cirinya tidak perlu banyak, cukup satu saja: akarnya tercerabut dari bumi (اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ)
  1. Tidak akan kokoh (مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
  2. Tidak akan menjulang ke langit dahannya 
  3. Tidak akan berbuah
•       Contoh: tauge

Rincian Kalimat لاإله إلاالله

•       Kalimat لاإله إلاالله terdiri atas empat kata
1.       لا
2.       إله
3.        إلا
4.       الله
•       Masing-masing memiliki fungsi
1.       لا fungsinya adalah meniadakan (اَلنَّفْيُ)
•       Atau makna yang sejenis: menghancurkan, meruntuhkan, membabat, menghilangkan
2.       إله fungsinya sebagai yang ditiadakan (اَلْمَنْفِيُّ)
•       Pembahasannya sudah diuraikan di A03 Ma’nal Ilah
3.       Keduanya mengandung maksud bahwa kita harus berlepas diri dari semua ilah atau disebut dengan اَلْبَرَاءُ
•       Ada empat makna yang dimaksud oleh kata al-bara’
1.       Mengingkari atau menolak (اَلْكُفْرُ)
2.       Memusuhi (اَلْعَدَاوَةُ)
3.       Membenci (اَلْبُغْضُ)
4.       Memutuskan atau mengisolir (اَلْمُفَاصَلَةُ)
•       Jadi memutuskan hubungan dengan semua ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan kebencian
•       Putus hubungan tanpa menolak, memusuhi dan membencinya  masih mungkin balik lagi

Syahadatain untuk Perubahan (التَّغْيِيْرُ)

•       Syahadatain yang benar mampu merubah seseorang: berubah menjadi pribadi baru
•       Berubah dari pribadi biasa menjadi PRIBADI YANG ISLAMI (الشَّخْصِيَّةُ الإِسْلاَمِيَّةُ)
–      Pribadi yang diwarnai dengan warna syahadatain
–      Pribadi yang punya sikap hidup tauhid
•       Perubahan dimulai dari syahadatain, bukan dengan yang lain

Tentara Fikrah dan Akidah
•       Imam Syahid Hasan al-Banna mengartikan ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan akidah (جُنْدِي فِكْرَة وَعَقِيْدَة )
•       Setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan
•       Ada sebanyak 19 ayat yang menyebutkan kata “kalimat” (كَلِمَةُ)
•       Arti “kalimat”
•       Pernyataan
•       Ketetapan
•       Konsepsi (Manhaj)

Islam vs Non-Islam
•       Islam memiliki ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi yang berbeda dengan Non-Islam
•       Merujuk pada materi “Al-Wala wal-Bara”, maka Islam telah membersihkan dirinya sebersih-bersihnya dari segala kotoran Non-Islam.

Syahadatain vs Ideologi Jahiliyah
•       Ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi Islam yang bersih itu bersumber dari syahadatain
•       Sedangkan Non-Islam berasal dari pemikiran-pemikiran atau ideologi jahiliyah
–      Ideologi yang tumbuh dari tumpukan dosa-dosa
–      Padahal dosa itu menimbulkan bintik hitam (نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ) dalam hati (83:14)
–      Apabila tidak dibersihkan dengan taubat, maka akan menutupi hati (2:7)
–      Akhirnya dosa itu ditetapkan sebagai hukum

Kalimat Allah vs Kalimat Orang Kafir
•       Syahadatain itu adalah Kalimat Allah (9:40), berasal dari Allah SWT
•       Sedangkan ideologi jahiliyah bersumber dari ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi orang-orang kafir (9:40, 74)
–      Mereka bagaikan berada di samudra yang dalam, gelap, ombak bergulung-gulung, tidak bisa melihat apapun bahkan dirinya sendiri pun tidak (24:40)

Kalimat Allah itu Tinggi
•       Kalimat Allah itulah yang tinggi, mulia (9:40)
–      Karena semua kemuliaan memang hanya milik Allah (10:65)
•       Sedangkan kalimat orang-orang kafir itu rendah, hina (9:40, 95:5 أَسْفَلَ سَافِلِينَ, 98:6 هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ)

Kalimat Tauhid vs Kalimat Syirik
•       Kalimat Allah yang tinggi dan mulia itu adalah kalimat tauhid: لاإله إلا الله
•       Sedangkan kalimat orang-orang kafir yang rendah itu adalah kalimat syirik
–      Kemusyrikan bagaikan jatuh dari langit lalu dicerai-beraikan oleh burung akhirnya jatuh di tempat yang jauh (22:31)
–      Kemusyrikan menyebabkan terpecahnya kepribadian, karena tidak fokus dalam pengabdian (39:29)

Kalimat Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah
•       Kalimat tauhid itu adalah kalimat taqwa, yang menghantarkan seseorang kepada ketaqwaan (48:26)
•       Sedangkan kalimat syirik menghantarkan seseorang kepada kesombongan jahiliyah (48:26)
–      Suhail bin Amru ketika masih kafir dalam Perjanjian Hudhaibiyah menolak kalimat basmalah dan rasulullah (setelah Islam ia sahabat yang gigih membela Islam terutama saat menghadapi orang-orang murtad)
–      Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain (الكِبْرُ بَطْرُ الحَقِّ وَ غَمْطُ النَّاسِ)

Kalimat Baik vs Kalimat Buruk
•       Kalimat taqwa adalah kalimat yang baik (14:24)
•       Sedangkan kesombongan jahiliyah adalah kalimat yang buruk (14:26)
–      Tidak memberikan manfaat bagi manusia
–      Didengar pun tidak enak

Kuat vs Lemah
•       Jadi syahadatain itu kuat
–      Pasti menang (58:21)
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
•       Sedangkan ideologi jahiliyah itu lemah
–      Pasti kalah dan hancur (17:81 زَهُوقًا)
مَرَاحِلُ التَّفَاعُلِ بِالشَّهَادَتَيْنِTahapan Berinteraksi Dengan Syahadatain

Syahadatain Menghasilkan Cinta
•       Syahadatain yang diucapkan harus menghasilkan cinta. Kenapa?
•       Karena “ilah” itu artinya yang dianut (panutan)
•       Orang tidak akan manut/taat kalau tidak setia (loyal)
•       Tidak akan setia kalau tidak cinta
•       Jadi tuntutan syahadatain: adanya cinta
•       Cinta seperti apa?

Mencintai Apa yang Dicintai Allah dan Rasulnya (مَحَبَّةُ مَا أَحَبَّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
•       Adanya penyesuaian dalam kecintaan
•       Karena belum tentu yang kita cintai, pun dicintai Allah dan RasulNya, seperti perang (2:216)
•       Ulama berkata:
•       مَحَبَّةُ مَحْبُوْبِ الْمَحْبُوْبِ مِنْ تَمَامِ مَحَبَّةِ الْمَحْبُوْبِ
•       “Mencintai yang dicintai kekasih adalah tanda kesempurnaan cintainya kepada kekasih”

Membenci Apa Yang Dibenci Allah dan Rasulnya (بُغْضُ مَا أَبْغَضُهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
•       Allah dan RasulNya membenci perbuatan (الْفَحْشَاءِ), kemungkaran (الْمُنْكَرِ) dan permusuhan (الْبَغْيِ) 16:90 kita pun membencinya
•       Sungguh akan membuatnya tersinggung apabila kekasih membenci sesuatu tapi kita malah menyukainya

Tanda-tanda Cinta (آيَاتُ المَحَبَّةِ)
•       Mengikuti Rasul SAW (إِتِّبَاعُ الرَّسُوْلِ)
–      3:31 قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
•       Berjihad di jalan Allah (الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)
–      49:15 bukti iman yang kokoh adalah jihad di jalan Allah
–      Berani menanggung resiko
–      Kata Ulama:
–      مَحَبَّةُ الْمَحْبُوْبِ لاَ تُنَالُ إِلا بِاحْتَمَالِ الْمَكْرُوْهَةِ
–      “Mencintai kekasih tidak akan tercapai kecauli dengan menanggung segala resiko”
Ridho (اَلرِّضَى)
•       Kalau cintanya sangat tinggi, tentu dia akan RIDHO
•       Apapun yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia ridho menerimanya
•       Siapa yang harus kita ridhoi?
–      Allah sebagai Robb kita
–      Islam sebagai agama kita
–      Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul kita

Pendalaman dan Perluasan Materi
•       Masalah ridho akan diperdalam pada materi khusus tentang ridho (A08)
•       Masalah ridho juga akan diperluas di materi
–      Ma’rifatullah        : ridho kepada Allah
–      Ma’rifatul Islam    : ridho kepada Islam
–      Ma’rifaturrasul    : ridho kepada Rasul SAW
•       Sedangkan tentang manusia akan diperluas di materi ma’rifatul-insan


0 komentar:

Posting Komentar