Syarat-syarat Diterimanya Syahadat (شُرُوْطُ قَبُوْلِ الشَّهَادَتَيْنِ)
Syarat-syarat Diterimanya Syahadatain
· Kunci Sorga
1. Dalam atsar disebutkan
قِيلَ لِوَهْبِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَلَيْسَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ قَالَ بَلَى
Ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih, "Bukankah laa ilaaha illallah itu merupakan kunci surga?" Wahab menjawab, "Benar,”
2. وَلَكِنْ لَيْسَ مِفْتَاحٌ إِلَّا لَهُ أَسْنَانٌ فَإِنْ جِئْتَ بِمِفْتَاحٍ لَهُ أَسْنَانٌ فُتِحَ لَكَ وَإِلَّا لَمْ يُفْتَحْ لَكَ
tetapi tidak dinamakan kunci kalau tidak mempunyai gigi. Jadi, jika kamu datang dengan membawa kunci bergigi tentu kamu akan dibukakan, dan jika tidak demikian, pasti tidak dibukakan untukmu."
· Syahadat yang Memenuhi Syarat
1. Syahadat yang memenuhi syarat itu seperti kunci yang punya gigi
2. Apabila satu gigi kunci patah, maka kunci tidak dapat digunakan
3. Begitu pun syarat syahadatain, harus terpenuhi semuanya, tidak boleh ada yang rusak
· Syarat pertama syahadat
1. ILMU YANG MENIADAKAN KEBODOHAN
(اَلْعِلْمُ اَلْمُنَافِيْ لِلْجَهْلِ)
· Seseorang yang bersyahadat harus memiliki ilmu tentang syahadat yang diucapkannya
· Orang yang bersyahadat tanpa mengetahui makna/kandungan syahadat tidak diterima
· 3:18 bahwa yang diakui syahadat (persaksian)-nya hanya tiga pihak: Allah, malaikat, dan orang-orang yang berilmu
o شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
· Syahadat orang yang berilmu disejajarkan dengan syahadatnya Allah dan malaikat
· Ditempatkannya syahadat orang yang berilmu setelah syahadatnya malaikat merupakan pujian dari Allah
2. KEYAKINAN YANG MENGHILANGKAN KERAGUAN
· Orang yang bersyahadat harus menghasilkan keyakinan pada dirinya, tanpa keraguan sedikit pun, tentang keesaan Allah dan kerasulan Nabi SAW
· 49:15 yang disebut mu’min yang sempurna HANYALAH (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ) orang-orang yang
o Beriman kepada Allah dan rasulNya
o Kemudian mereka TIDAK RAGU-RAGU (ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا)
3. KETULUSAN (KEBENARAN) YANG MENGHILANGKAN KEBOHONGAN
· Ketulusan atau kejujuran atau kebenaran dan tidaknya syahadat seseorang itu dengan ujian
o 29:2-3 anggapan yang salah bahwa akan dibiarkan begitu saja mengatakan beriman tanpa diuji
o 2:214 anggapan yang salah bahwa masuk surga itu mudah tanpa harus melewati berbagai ujian
i. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
ii. Kegoncangan itu sampai Rasul dan pengikutnya meradang kepada Allah: Bila datangnya pertolongan?
4. CINTA YANG MENGHILANGKAN KEMARAHAN DAN KEBENCIAN
· Orang yang bersyahadat harus menghasilkan cinta yang sempurna kepada Allah, Rasul dan jihad
· 2:165 وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah)
· 9:24 cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di atas segalanya (bapak, anak, istri, kaum keluarga, harta, perniagaan, dan rumah tempat tinggal)
5. PENERIMAAN YANG MENGHILANGKAN PENOLAKAN
· Orang yang bersyahadat harus menerima segala konsekuensi dari syahadat yang diucapkan à Adanya JUAL-BELI dengan Allah
· 9:111 Allah membeli orang beriman jiwa dan hartanya dengan sorga
· 61:10-13 perniagaan yang dapat menyelamatkan dari api neraka
o Beriman kepada Allah dan RasulNya
o Berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa
6. PELAKSANAAN YANG MENGHILANGKAN KEPASIFAN, MENINGGALKAN DAN KETIADAAN AMAL
· Orang yang telah bersyahadat harus melaksanakan semua ketentuan Islam
· 24:51 diseru langsung ok
· 2:124 Nabi Ibrahim menunaikan SEMUA perintah Allah dengan SEMPURNA
· 2:131 أَسْلِمْ à أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
KESIMPULAN
· Agar syahadat kita diterima maka harus didukung oleh ilmu, keyakinan, keikhlasan, ketulusan, kecintaan, penerimaan, dan pelaksanaan
· RIDHO (اَلرِّضَى)
1. Kalau cintanya sangat tinggi kepada Allah (2:165), tentu dia akan RIDHO kepada Allah
2. Apapun yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia ridho menerimanya (76:30)
a. وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
b. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
3. Tiada seorang pun yang mampu memberi hidayah kepada dirinya dan tiada pula mampu memasukkan iman kedalam hatinya serta tiada yang mampu mendatangkan manfaat bagi dirinya kecuali bila dikehendaki Allah à kita harus menyesuaikan dengan kehendak Allah dan MENERIMAN APA YANG DIKEHENDAKI ALLAH = RIDHO
· Yang Dikehendaki Allah
Yang dikehendaki Allah ada 3 macam
1. Yang dikehendaki Allah TERHADAP DIRI KITA (مَا أَرَادَهُ اللهُ بِنَا)
2. Yang dikehendaki Allah TERHADAP ALAM SEMESTA (مَا أَرَادَهُ اللهُ بِالْكَوْنِ)
3. Yang dikehendaki Allah DARI DIRI KITA (مَا أَرَادَهُ اللهُ مِنَّا)
· YANG DIKEHENDAKI ALLAH TERHADAP DIRI KITA
(مَا أَرَادَهُ اللهُ بِنَا)
1. Misalnya Allah menghendaki diri kita besok mendapatkan ini dan itu à kita harus ridho menerimanya
2. Sesungguhnya, apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita sudah ditetapkan sejak umur kita 40 hari di dalam kandungan
a. ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَمْ َعِيدٌKemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh dan ditetapkan empat ketetapan: rizkinya, ajalnya, amalnya, dan sengsera atau bahagia (HR. Ahmad)
3. Realisasi ketetapan tentu mudah bagi Allah
4. Apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita, kita sendiri tidak tahu
5. Ini termasuk alam ghaib (عَالَمُ الْغَيْبِ)
6. Besok kita kena musibah atau tidak, kita tidak tahu
7. Bahkan besok kita masih ada atau tidak, kita pun tidak tahu
8. Semuanya hanya Allah yang tahu
9. Pengetahuan Allah memang meliputi segala sesuatu (6:101)
· YANG DIKEHENDAKI ALLAH TERHADAP ALAM SEMESTA
مَا أَرَادَهُ اللهُ بِالْكَوْنِ
1. Apa yang dikehendaki Allah terhadap alam terlihat pada fenomena alam
a. Terjadinya malam dan siang
b. Pergerakan benda-benda langit
c. Keberadaan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan
2. Juga terjadinya bencana alam: letusan gunung berapi, gempa bumi, hujan meteor, gerhana matahari dan gerhana bulan
3. Peristiwa hujan, adanya sungai-sungai di bumi, udara, lapisan-lapisan di atmosfir
Hukum Alam (سُنَّةُ اللهِ فِي الْكَوْنِ)
• Hasil penelitian-penelitian yang terus-menerus akhirnya dapat menangkap apa yang dikehendaki Allah di alam semesta ini à ternyata semua itu ada hukum-hukum yang mengatur alam (سُنَّةُ اللهِ فِي الْكَوْنِ)
– Adanya hukum gravitasi bumi
– Hukum termodinamika
– Hukum-hukum kimia
– Aliran listrik karena aliran elektron yang bermuatan negatif dan proton yang bermuatan positif
– dll
Pengkajian (اَلْبَحْثُ)
• Semua ketentuan-ketentuan Allah di alam semesta ini dapat kita ketahui karena kita mengkajinya
• Awal mula perkembangan ilmu pengetahuan dari pemikiran-pemikiran filsafat (Yunani), belum ada eksperimen
• Umat Islam sudah terbiasa memahami sesuatu dengan pembuktian, sehingga kemudian berkembanglah penelitian-penelitian ilmiah di dunia Islam
• Semua dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah, karena semua itu perintah Allah SWT (55:33, 88:17-20)
• Tersebutlah ilmuwan-ilmuwan Muslim, para pelopor iptek: Ibnu Sina (Avecina), Ibnu Rusyd (Averoes), Ibnu Hayyan, dll
Pemanfaatan (الاِنْتِفَاعُ)
• Hasil-hasil penelitian berupa berbagai cara pemanfaatan alam semesta
• Berkembanglah teknologi-teknologi yang berguna bagi manusia
• Akan tetapi, umat Islam kemudian mengalami kemunduran akibat jauh dari Islam à iptek berpindah ke Barat setelah mereka mempelajarinya dari universitas-universitas Islam
• Barat penuh dengan nafsu durjana dan angkara murka, sehingga iptek kemudian dikembangkan ke arah yang merugikan manusia, di samping yang bermanfaat bagi manusia à bom atom, nuklir, bom hidrogen, bom kimia
· YANG DIKEHENDAKI ALLAH DARI DIRI KITA
(مَا أَرَادَهُ اللهُ مِنَّا)
1. Kebanyakan kita sibuk memikirkan apa yang dikehendaki Allah TERHADAP KITA (bina), kurang memikirkan apa yang dikehendaki Allah TERHADAP ALAM, dan sangat kurang memikirkan apa yang dikehendaki Allah dari kita
2. Padahal yang “BINA” itu perkara yang ghaib, kita tidak mengetahuinya
3. Ghaib-nya yang “bina” itu sebenarnya juga merupakan rahmat Allah SWT
0 komentar:
Posting Komentar